Pages

Subscribe:

Minggu, 27 Januari 2013

Bersahabat dengan Siswa, Siapa Takut?


Dahulu, jarak antara guru dan siswa sangat kentara. Seolah-olah guru adalah orang yang tinggi derajatnya, sedangkan siswa rendah derajatnya.

            Saat ini, keadaan demikian tidak dapat dipertahankan. Siswa sekarang menyenangi guru yang familiar dan menjalin persahabatan dengan mereka. Secara psikologis, persahabatan dapat membuka hubungan yang lebih akrab sehingga dapat memahami pribadi masing-masing. Siswa tidak suka guru yang menjaga jarak. Mereka menyebut guru seperti itu sebagai guru jaim (jaga image).

            Guru menyenangkan adalah guru yang mampu menjalin keakraban dengan siswa-siswinya. Akan tetapi, keakraban di antara keduanya tetap ada batasnya. Persahabatan yang dijalin dengan akrab antara guru dan siswa dilakukan sebatas untuk mempermudah proses memahami pribadi siswa sehingga dapat bermanfaat untuk mendidik mereka. Keakraban tanpa batas antara siswa dan guru dapat menjadi penyebab kurang efketifnya pembelajaran.

            Dalam praktik kehidupan sehari-hari, siswa senang bergaul dengan guru yang mau akrab dengan mereka. Mereka dapat mencurahkan isi hati, termasuk kesulitan-kesulitan dalam belajar. Apabila guru dapat menggali isi hati dan mengetahui kesulitan belajar mereka, ia dengan mudah dapat membimbing mereka.

            Ada sementara guru yang berpandangan bahwa keakraban guru dan siswa dapat menurunkan wibawa guru. Sebetulnya tidaklah demikian. Wibawa guru tidak akan turun akibat hubungan yang akrab antara guru dan siswa. Wibawa guru turun apabila guru tidak mampu menunjukkan nilai positif di hadapan siswa-siswinya.

            Manfaat yang dapat kita peroleh dari sikap akrab guru dengan para siswa, di antaranya:
  1. Siswa tidak merasakan ketegangan saat berhadapan dengan gurunya.
  2. Komunikasi dan hubungan antara siswa dan guru menjadi karab
  3. Siswa dapat lebih terbuka dalam menyampaikan isi hati dan persoalan-persoalan belaar lainnya
  4. Guru dapat menggali banyak sikap dan pikiran siswa-siswi
  5. siswa merasa diakui dan diayomi oleh gurunya.

0 komentar:

Posting Komentar